Assalamu'alaykum...............

SUDAHKAH ANDA SHOLAT?

selamat datang

Selamat Datang di ARISTY Store... Istana Maya Tempat Anda Berbelanja

Rabu, 27 Oktober 2010

LIMA KEWAJIBAN WANITA SHALIHAT



      Menjadi seorang wanita shalihat adalah bukan persoalan yang sederhana, terlebih pada zaman yang penuh tantangan dan berbagai godaan seperti sekarang. Diantara cara-cara yang harus diketahui dan dilaksanakan wanita Islam sejati agar tetap berada dalam kelompok wanita shalihat adalah dengan melaksanakan kewajibannya. Dalam hal ini setidaknya ada lima kewajiban yang dilaksanakan agar tetap tergolong sebagai wanita shalihat, yaitu : wajibat diniyah, wajibat syakhshiyah, wajibat baitiyah, ijtima’iyah, dan wajibat wathaniyah.

  1. Wajibat Diniyah.

      Adalah kewajiban membuktikan ketinggian Islam di atas nilai, ideologi dan tatanan hidup lainnya. Islam merupakan satu-satunya Dien yang benar. Bukan yang paling benar, karena ketika kita mengatakan paling benat itu artinya akan ada dien lain yang benar pula.
      Untuk membuktikan ketinggian Islam setidaknya ada tiga hal yang harus ditempuh oleh wanita Islam, yaitu :
  1. Memiliki akhlak yang karimah (mulia), bukan dengan keindahan pakaian, perhiasan mewah, dan lain-lain yang bersifat materi. Karena ketinggian suatu bangsa, kemuliaan satu golongan adalah karena akhlak mulia yang dimiliki oleh manusianya. Bukankah salah satu kunci keberhasilan dakwah Rasulullah SAW, adalah karena akhlaknya yang begitu mulia dan agung. Karena itu wanita Islam harus kembali pada akhlak Islam yang luhur sebagai salah satu upaya mengagungkan ketinggian Islam.
  2. Meningkatkan ilmu dan kecerdasan, bukan dengan kepandaian memoles wajah dengan berbagai alat kosmetika yang semakin banyak macamnya. Sebab dengan ilmu dan kecerdasan yang tinggi itlah para wanita Islam akan terangkat derajatya, jadi ketika derajatnya sudah tinggi dia akan meninggikan Islam. Allah SWT berfirman:  

“ Allah mengangkat orang-orang beriman diantara kamu dan orang-orang berilmu beberapa derajat “. (QS. Almujaadilah: 11)

 (apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.  (QS. Az Zumar: 9)
Dengan  amal shalih yang banyak itulah seseorang akan dihormati. Terkenallah seorang wanita yang bernama Zubaidah, istri Harun Ar-Rasyid, yang mengusahakan saluran air bagi kepentingan penduduk Makkah dan jama’ah haji. Seperti kata hikmah yang biasa kita dengar, “Beramallah kamu untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup sepanjang masa. Dan beramallah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati esok hari.”

B. Wajibat Syakhshiyah

     Yaitu kewajiban yang harus dipenuhi terhadap dirinya sendiri agar kualitas pribadinya semakin baik, yaitu menyangkut jasmani dan rohani. Kewajiban jasmani diantaranya : menjaga kebersihan diri baik kebersihan badan maupun pakaian dan lingkungan rumah serta perabot rumah tangga. Kurang pantas rasanya jika seorang muslimah badannya, pakaian, rumahnya kotor. Yang berikutnya adalah menjaga kesehatan. Sebab tugas muslimah yang sangat banyak akan sulit dilaksanakan dengan baik kalau dia sakit-sakitan. Karena itu nilai kesehatan amat penting bagi kita semua, terlebih bagi seorang ibu yang harus mengasuh anak anaknya. Kesehatan akan lebih penting untuk mejadikan anak juga sehat. Rasulullah SAW bersabda: “Mohonlah kesehatan kepada Alloh, sesungguhnya seindah-indah pemberian Allah sesudah meyakinan adalah kesehatan.”
Sedang kewajiban terhadap rohani, antara lain : memiliki akidah yang salimah dengan membuang jauh segala kepercayaan dan keyakinan yang tidak benar,misalnya ramalan bintang dan lain-lain. Kedua membersihkan hati dari sifat tercela seperti riya’, ujub, takabbur, ghibah, kemudian mengisinya dengan sifat terpuji seperti selalu menutup aurat dan lain- lain. Untuk memantapkan rohani seorang wanita islam juga harus melaksanakan hal-hal yang dapat memperkokoh imannya dalam bentuk amal shalih, seperti memahami ajaran Islam dengan benar, mebiasakan amal islami dan siap menghadapi tantangan hidup sebagai muslimah dengan memiliki sikap istiqomah ( pendirian yang kuat )


C.            Wajibat Baitiyah.

      Yang dimaksud wajibat baitiyah adalah kewajiban yang harus dilaksanakan terhadap rumah tangga. Seorang wanita dalam kaitannya dengan keluarga memiliki peran yang sangat utama. Wanita harus pandai mengatur suasana rumah dengan baik, nyaman dan tentram. Menyiapkan makanan sehari-hari. Sebagai pendamping suami dia harus menyokong suami dalam setiap usaha yang baik serta memberi masukan terhadap suami akan hal-hal yang berguna. Begitu juga dalam kaitanya soal anak, wanita menjadi kunci utama dalam melahirkan generasi yang shalih. Banyak wanita Islam tidak mampu memahami hakikat perananya dalam kehidupan keluarga sehingga khadimah (pembantu rumah tangga) lebih banyak berperan dalam rumahnya tidak hanya dalam soal teknis tapi juga mendidik danmengasuh anak. Dengan demikian kemuliaan dan kehormatan rumahtangga salah satu kuncinya terletak pada wanita, baik sebagai istri maupun ibu. Bila seorang wanita bisa berperan baik sebagaimana seharusnya Insya Allah keluarga itu akan berjalan dengan tenteram dan damai. Begitu sebaliknya jika wanita tidak bisa berperan dengan baik maka kemungkinan besar akan terjadi kehancuran.

D.           Wajibat Ijtima’iyah

      Adalah kewajiban terhadap masyarakat. Sebagaimana kita tahu manusia adalah makhluk sosial yang dengan demikian termasuk juga wanita, tidak bisa dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat. Kurang tepat jika ada seorang wanita hanya mengurung diri di dalam rumahnya dan tidak mau bermasyarakat dan berperan didalamnya untuk berbagai kebajikan. Meskipun begitu, bukan berarti wanita harus berperan dalam segala hal. Dalam masyarakat wanita boleh berperan aktif selama sesuai dengan kodratnya. Karena tidak dipungkiri kita  sangat membutuhkan kehadiran wanita shalihat dengan ketrampilannya dan keahlian lain yang dimilikinya. Sehingga dengan kemampuannya tersebut dia bisa membimbing dan mengarahkan masyarakat ke arah yang baik. Kita butuh wanita yang oandai mengajar untuk mencetak wanita yang shalihat pula selanjutnya. Kita membutuhkan wanita yang punya perhatian terhadap anak-anak yatim  untuk dibentuk menjadi generasi shalih dan dapat diselamatkan dari incaran para kristiani. Banyak sekali peran positif wanita shalihah dalam masyarakat tanpa harus keluar dari kodrat kewanitaannya. Tentunya dalam hal ini seorang wanita harus pandai mengatur waktu sehingga tidak sampai mengganggu apalagi mengabaikan tanggungjawabnya dalam urusan keluarga. Allah SWT berfirman :
 “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” ( QS. At Taubah: 71)


E. Wajibat Wathaniyah


      Setiap manusia tentu punya tanah air, ada bangsa dan negara. Karena itu setiap manusia harus bercita-cita dan berusaha mencapai cita-cita terwujudnya tanah air, negara dan bangsa  yang Islami. Tidak terkecuali wanita. Sejak masa-masa sebelum Nabi Muhammad, sampai pada sahabat dan seterusnya, wanita banyak berperan dalam perjuangan mewujudkan negeri yang Islami, baik melalui tumbuhnya masyarakat Islam sampai pada peperangan terhadap kaum kafir dan dipertahankannya peraturan-peraturan Islam. Di masa Rasulullah SAW., tersebutlah misalnya Asma binti Abu Bakar yang perjuangan dan keberaniannya amat menakjubkan dalam membantu Rasulullah berhijrah ke Madinah, taklain dan tak bukan guna terwujudnya negeri yang Islami. Kemudian wanita yang bernama yang bernama Nusaibah yang terjun langsung ke medan perang setelah kondisi umat Islam terdesak dalam peperangan itu, Nusaibah ikut berperang setelah suami dan anaknya syahid dalam perang tersebut.
      Dengan demikian wajibat wathaniyah ( negara, tanah air ) menjadi sangat penting pula diperankan wanita Islam, seperti sebuah ungkapan “wanita itu tiang negara, bila wanitanya baik, baiklah negara itu, dan bila wanitanya buruk, buruklah negara itu.” Dan sekarang tugas kita adalah mengevaluasi diri kita, sejauh mana kita melaksanakan kewajiban kita sebagai wanita selama ini…

* dikutip dari berbagai sumber *

Selasa, 26 Oktober 2010

semua punya rezeki

Dan tidak ada suatu makhlukpun di bumi melainkan AlIah-Iah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiamnya dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)” (QS. Hud 6)