Lama Haidl dan Suci
Mengeluarkan darah yang dihukumi haidl paling sedikit adalah sehari semalam (24 jam). Baik 24 jam itu darah terus menerus keluar, atau terputus-putus (terpisah-pisah) dalam 15 hari 15 malam.
Yang dimaksud terus menerus yaitu sekira kapas dimasukkan ke dalam farji masih ada basahnya darah, maka itu masih di hitung mengeluarkan darah (belum putus), walaupun darah tidak sampai keluar pada bagian yang wajib dibasuh ketika istinja’ (mencuci najis).
Adapun darah yang keluar jumlahnya kurang dari 24 jam atau mencapainya tetapi terpisah-pisah dalam waktu lebih dari 15 hari 15 malam itu tidak disebut haidl, bahkan istihadlah.
Darah yang keluar tidak jelas (diragukan) apakah jumlahnya mencapai 24 jam atau tidak itu hukumnya khilaf (diperselisihkan). Menurut Imam Ibnu Hajar bukan haidl, dan menurut Imam Ramli termasuk haidl walaupun keluarnya terpisah-pisah dalam 15 hari 15 malam dan warnanya lebih dari satu macam.
Paling lama mengeluarkan darah haidl itu 15 hari 15 malam. Umumnya haidl itu 6 hari 6 malam atau 7 hari 7 malam.
Ketentuan di atas (paling sedikit, umum dan paling lama haidl) itu berdasarkan hasil penelitian Imam Syafi’i RA pada wanita-wanita Arab.
Paling sedikit waktu suci yang memisahkan antara haidl dengan haidl adalah 15 hari 15 malam. Paling lam a suci tidak ada batasnya. Pada umumnya, lama suci itu melihat pada umumnya haidl. Maksudnya, kalau hidlnya 6 hari maka sucinya 24 hari atau haidlnya 7 hari maka sucinya 23 hari. Wallahua’lam.
Sumber: buku Haid dan Masalah-masalah Wanita Muslim, di kaji dalam Ta’lim ahad pagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar